Jumat, 31 Agustus 2012

Kabar Baru..Dari Negri Gingseng dan Negri....???

Kabar ini di lansir dari detik.com, bahwa pemerintah korea selatan akan tetap mengembangkan dan memodernisasikan tenaga nuklirnya walaupun AS dan antek-anteknya terus saja menyerang korut agar menghentikan proyek pengembangan nuklir tersebut, keberanian korut untuk tetap pada pripsip kenegaraan sungguh perlu untuk di jadikan contoh bagi negara tetanggaku, bahwa keberanian itu perlu untuk di wujudkan dalam sebuah tindakan ataupun kebijakan internasional bukan hanya di gembar-gemborkan saja melalui media lokal semata.

Meskipun di sadari betul bahwa memegang pripsip layaknya korut yang dengan lantang menyatakan bahwa tidak akan menghentikan proyek pengembangan nuklirnya. Sampai berani bersumpah segala seperti yang terlansir dalam media online detik.com yaitu "Senjata nuklir kami akan terus dimodernisasi dan dikembangkan hingga jauh di luar bayangan AS," demikian pernyataan Korut seperti dilansir AFP, Jumat (31/8/2012). Hal ini bukan tidak hanya mengundang kemarahan AS tapi juga beberapa negara barat,  bahkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa program nuklir Korut menjadi 'masalah serius yang harus diperhatikan secara khusus'.

Tapi bagaimana dengan negri ini.? jangankan mengembangkan nuklir mengembangkan pendidikan yang sesui dengan kebutuhan rakyat dengan menyesuaikan letak geografis di mana rakyat belajar saja masih minta di ajari bangsa lain, sehingga hasil dari proses pendidikan hampir tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada, taruhlah contoh, masyarakat pesisir yang notabene adalah nelayan bukan di ajari bagaimana mereka dapat menangkap ikan dengan mudah namun mendapatkan hasil yang banyak, tapi malah di ajari bagai mana memilih sekolah yang berstandarisasi nasional bahkan internasional, apakah itu yang di sebut pendidikan.

Sudah saatnya bangsa ini kembali pada semangat perjuangan untuk mengembalikan ruh dari kebutuhan bangsa yang bermuara pada pendidikan yang mencerdaskan putra bangsa untuk mengembangkan segala potensi yang ada di sekitarnya. Mudah-mudahan.

Minggu, 25 Desember 2011

Menjelang Tahun Baru

Tahun baru tinggl menghitung hari saja, kurang lebih satu minggunlah,,, bigi khalayak umum tahun baru adalah momen yang paling di tunggu-tunggu apalah itu? ya,, benar! tahun baru selalu identik dengan pesta gemerlap kembang api yng menjulang ke angkasa dan semua orang entah itu beragama ataupun tidak menyambutnya dengan begitu gembira. Itulah momen tahun baru yang sudah menjadi ritual tahunan yang seakan wajib untuk di lakukan dan dirayakan namun ada hal yang terlupakan dalam momen tahun baru itu, momen itu adalah antara tahun yang sudah di lewati dengan tahun yang akan di jalani ternyata tidak berpengaruh apa-apa terhadap kondisi bangsa yang kian hari kian tambah runyam saja, dari masalah ekonomi, budaya, pendidikan, keamanan, politik, hukum dan ham, masih saja sama dengan tahun-tahun yang sebelumnya.

Tahun baru yang akan di jelang beberapa hari kedepan masihkah pantas untuk dirayakan..?? bukan berarti tahun baru itu tak penting, namun ada hal yang perlu di perhatikan dalam momen tahun baru itu, yaitu kedamaian natal yang di gandengkan dengan tahun baru bukan berarti tidak ada hubungannya, seharusnya kedamaian yang di "gembar-gemborkan" melalui media massa dapat di tindak lanjuti oleh seluruh warga masyarakat entah itu muslim, hindu, budha khususnya umat kristiani dan yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mnciptakan kedamaian itu tanpa mempersoalkan ras, suku, agama, budaya lebih-lebih posisi dan jabatan dan status sosial apapun yang di sandangnya.

Jadi momen natal dan tahun baru haruslah di fahami bukan hanya sekedar momen "hura-hura" dan berpesta semata, dalam hal ini pemerintah baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif harus dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan semangan ke damaian yang di harapkan, bukan malah memperkeruh keadaan. Dengan harapan konflik horisontal antar masyarakat tidak terjadi lagi di tahun akan datang, dan terpenting pemerintah haruslah benar-benar bijaksana dan selektif dalam memberikan kebijakan serta instruksi terhadap bawahannya sehingga kasus kekerasan "Mesuji dan Bima NTT" tidak akan pernah terulang kembali di tahun yang baru, dengan semangat kebersamaan dan kedamaian.

Akhirnya izinkan saya untuk mengucapkan selamat "NATAL dan TAHUN BARU" bagi anda yang memperingati semoga salam "Kedamaian yang anda syiarkan dapat menjadi kenyataan,,,,AMIIN,


Senin, 19 Desember 2011

KPK Lagi Naik "TAHTA"

    Berbicara KPK rasanya tak terlepas dari yang namanya "KORUPSI" sebuah bahasa dan bahasan yang cukup menarik dan menjandi perbincangan hangat di media massa manapun entah itu media elektronik maupun cetak wal khusus media dunia maya, hampir setiap orang berkomentar tentang korupsi yang seakan tidak akan pernah ada habisnya, entah siapa yang memulai aku pun juga tak mengerti namun berbicara korupsi memang mengasyikkan layaknya orang makan kerupuk "kemriukkk" begitulah orang di desaku menyebutnya. Perbincangan korupsi hampir setiap hari selalu dihembuskan namun anehnya tak seorangpun yang mampu mengurai benang setan itu, mulai dari zaman kerajaan sampai zaman "edan" seperti sekarang ini tak satupun  koruptor kelas kakap apalagi aktor intelektualnya hah,,, sampai kiamat sekalipun korupsi akan hanya menjadi buah bibir semata, seakan-akan tak mau kalah sama selebritis yang selalu ingin populer.

    Kita telah ketahui bersama betapa besarnya kekuatan "KORUPSI" di negri ini mulai dari Antasari Azhar sampai yang terkhir kemarin terpilih lagi ketua baru berparas muda dan sangat semangat untuk membongkar kasusu-kasus korupsi dengan lantangnya MR Abraham Samad siap untuk melahab habis koruptor kelas kakap tanpa pandang bulu, sebuah statemen yang cukup mengembirakan namun begitu bukan berarti langkah sang pemimpin KPK terbari itu berjalan dengan mulus, ketika harus berhadapan dengan atmosfir yang cukup kental akan manipulasi yang telah terlanjur mendarah daging dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ni negri ini. Terlepas dari gonjang-ganjing yang ada hanya satu harapan rakyat yaitu komitmen yang telah terucap dapat di realisasikan dengan konsisten oleh para petinggi negara, di mana KPK tidak cukup bila harus berjalan sendiri apabila tidak ada dukungan dan respon positif dari lembaga penegak hukum termasuk kejaksaan dan kehakiman, apalah artinya KPK bila hanya berjalan satu kaki, akan kelelahan belum sampai tujuan.

   Sebuah harapan baru telah di sematkan ke tubuh lembaga pemerintah yang mungkin cukup representatif dalam mengurangi bahkan mungkin memberantas bahaya laten korupsi yang telah mendarah daging di tubuh ibu pertiwi, masyarakat kecil dan awam seperti saya ini memiliki harapan besar agar SDA bangsa dapat di manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat khususnya bagi mereka yang tidak dapat bahkan kesulitan dalam mengenyam pendidikan, yang tidak hanya di nikmati oleh para koruptor beserta kroni-kroninya. Korupsi adalah kejahatan yang terstruktur dan lebih berbahaya dari pada terorisme, di mana dampak yang di timbulkan selain merugikan negara sekaligus membunuh rakyat secara perlahan-lahan hingga akhirnya tinggal kenangan,,,,.



Jumat, 09 Desember 2011

"Mocopat" (Begitulah Orang Menyebutnya)

"Mocopat" begitulah orang - orang jawa "kuno" menyebutnya, bagi beberapa anak "muda "generasi modern sekarang mungkin cukup asing dan menanyakan bahasa apa dan apa itu "mocopat", begitulah kira-kira ilustrasi dalam benaknya dan walaupun dia mencari-cari dalam memori kehidupan kala ia di lahirkan saya pastikan tidak akan di ketemukan. Di era modern yang semuanya seakan harus berbau teknologi yang canggih cepat dan keren begitu anak muda sekarang menyebutnya, sehingga menyebabkan beberapa budaya asli bangsa yang dahulu pernah membudaya dan menjadi hiburan utama masyarakat kini telah bergeser, dan anehnya pergeserannya tidak membuat bangsa ini ribut layaknya pergeseran perbatasan antara indonesia dengan malaysia yang sempat heboh di media masa. Itulah lucunya, di saat budaya bangsa yang bergeser dan kalau boleh saya katakan "HILANG" dalam peredarannya, tak seorangpun para pemuka negeri ini menyikapinya lebih-lebih mengambil tindakan.

Sebuah potret yang menurut saya sebuah kerugian besar ketika budaya sendiri telah terlupakan dan meng-eluh-eluhkan budaya baru yang katanya "GAUL,,Meen" ternyata malah membuat permasalahan bangsa semakin pelik dan ruwet alias semarawut (begitulah orang jawa menyebutnya). Kembali lagi ke topik awal menganai "MOCOPAT" yang di awal pembahsan saya sebutkan, mocopat adalah salah satu budaya masyarakat jawa yang kini telah tiada lagi terdengar, ketika saya masih kecil kira-kira 15 tahun yang lalu menjadi kegiatan rutin mayarakat desa, hampir setiap satu minggu sekali terdengar lantunan "gending-gending" jawa dan beberapa "suluk-suluk" mengalun begitu merdunya seakan menembus kegelapan malam yang begitu sunyi. Gending-gending jawa adalah sebuah "lagu"(bahasa kerenya) yang di lantunkan dengan beberapa cara/metode tertentu yang kata bapak saya ada yang namanya pangkur, selendro, dan masih banyak lagi, maaf seingatku itu. Sedangkan "suluk" adalah berupa kata-kata yang biasanya di ucapkan oleh seorang dalang ketika menjelang pagelarang wayang kulit di mulai, begitulah kurang lebihnya mengenai "MOCOPAT" yang kini tidak pernah lagi saya jumpai.

Di bandingkan dengan pagelaran wayang kulit, kerepan sapi dan budaya-budaya seni lainnya budaya mocopat adalah budaya masyarakat jawa kuno "begitulah bapak saya menyebutnya" yang mungkin saja tidak banyak orang mengenal dan apa lagi mempelajarinya, karena tingkat kesulitannya dalam mempelajari alur nada-nadanya maupun memahami isi dan maksud dari buku yang di baca. Dan di tambah lagi ketidak tenaran dan kurang "gaul" sehingga tidak sedikit anak-anak muda yang mau mempelajarinya, sehingga ketika generasi tuanya meninggal maka semakin hari semakin berkurang  kemudian "Matilah" budaya itu seiring perkembangan jaman. Mocopat adalah contoh kecil dari potret budaya bangsa yang telah " HILANG DAN MATI" tergerus kemudian tergeser oleh kemajuan jaman serta derasnya arus globalisasi menambah serentetan budaya baru masuk kedalam budaya bermasyarakat dan berbangsa, negara yang dalam hal ini pemerintah seharusnya mampu dan dapat menyaringnya melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada entah itu di masukkan dalam kurikulumya ataupun menjadi kegiatan pembelajaran muatan lokal, tepi realitasnya pemerintah malah sibuk dengan bagi-bagi kekuasaan semata.
Ke tidak mampuan atau ada unsur kesengajaan dari oknum-oknum pemerintah dalam mengatasi permasalahan budaya dan seni khususnya, adalah sebuah wujud dari betapa lemahnya negri ini dan begitu tidak menghargai akan kekayaan budaya lokal bangsa sehingga ketika ia lari ketangan bangsa lain seakan kebakaran jenggot, satu hal yang dapat saya katakan mari bersama untuk membumikan serta menumbuhkan kembali budaya bangsa sendiri dan membanggakan budaya bangsa sendiri tanpa ada rasa risih atau alih-alih merasa tidak " Gaul " bila tidak bergaya kebarat-baratan. Karena membanggakan budaya bangsa sendiri adalah bentuk dari kecintaan akan karya dan karsa sendiri di atas segala-galanya. 

Untuk terakhirnya mari kita sebagai generasi penerus bangsa untuk tidak melupakan dan ogah-ogahan dalam menggali serta mencintai budaya bangsa sendiri salam budaya,,,,,,

Kamis, 01 Desember 2011

aku beri judul"CELOTEH" anak dusun

kehidupan yang berjalan tiada henti laksana mentari yang berputar mengelilingi alam raya layaknya bumi yang berputar berdasarkan poros dan rotasinya, namun serasa perjalanan kehidupan semakin cepat saja secepat waktu pagi berganti malam, dan siangpun semakin hilang tak terjamah oleh manusia karena sibuk oleh hiruk pikuknya dunia. Itulah kiranya gambaran perjalanan waktu pada era modern semua hal di tuntut untuk secepat mungkin, bahkan bayipun di lahirkan secepat kengiinan, namun kematian yang tidak di inginkan ternyata ikut serta dalam kecepatan akhir zaman. Taruhlah contoh sudah berapa ratus anak manusia yang meninggala akibat narkoba? sudah berapa ratus anak manusia meninggal akibat kecepatan transportasi?, kesemuanya itu adalah penyumbang kemtian yang hampir setiap hari bahkan detik terjadi di belahan bumi manapun.

Sebuah celotehan pengantar diatas cukup kiranya untuk menggamabarkan kehidupan pada zaman modern seperti saat ini, semuanya yang serba c anggih cepat dan tepat "mungkin" menuntut semua umat untuk lebih cepat dalam segala bidang tidak terkecuali komunikasi informasi siapa yang lebih cepat mendapatkannya maka ia yang akan mendapat peluang yang lebih dibandingkan mereka yang masih pada dunia manual. Taruhlah contoh kecanggihan teknologi seperti internet alias dunia maya membuat semua orang dapat berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun berada, namun dari pada itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari kecepatan dan kecanggihan teknologi salah satunya adalah aspek moral yang kian hari semakin luntur di tamabah lagi budaya bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan kian memudar.

Moral..? berbicara moral seakan tabu pada kehidupan modern hampir semua orang membicarakan tentang bagaimana mendapatkan kapital materi yang banyak, politik, hal-hal yang menyangkut "pribadisme". Moral seakan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan saja entah itu formal dan in formal. Sungguh tanggung jawab yang tak mudah untuk di ejawantahkan kedalam realitas kemasyarakatan apabila pendidikan masyarakat seakan acuh tak acuh terhadap moral masyarakatnya, di tambah lagi kehidupan keluarga yang hanya mementingkan materi semata pendidikan anak di pasrahkan ke lembaga pendidikan yang ada, namun parahnya lagi pendidikan yang ada tidak ubahnya tempat "membuat" boneka kehidupan tanpa ada kebebasan menentukan kehidupan mereka.

Bagaimanapun juga kita semua adalah produk dari pendidikan itu, sebagai seorang manusia biasa yang tiada memiliki kekuatan politik apalagi kekuasaan hanya bisa berbahasa dan bersuara meskipun sedikit lelah namun itulah yang dapat di perbuat, akhirnya aku sudahi celotehan ini semoga menjadi bahasan yang cukup menggelikan dengan aliran bahasan yang tiada arah yang pasti, inilah hasil dari pendidikan negri yang terus di dikte oleh negeri yang adi kuasa, sehingga negri layaknya boneka berwajah negara yang katanya berdaulat dan sejahtera walau banyak anak terlantar dimana-mana,,,,,.
salam kehidupan......






Rabu, 30 November 2011

Jantung keilmuan Yang Terlupakan


Ilmu pengetahuan adalah perkara yang wajib dimilki oleh setiap anak manusia, karena dengan ilmu manusia dapat membangun sebuah paeradaban yang bermartabat. Manusia adalah makhluk tuhan yang dibekali tuhan dengan satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, bahkan malaikat sekalipun. Kelibihan yang dimaksud yaitu “ akal   dalam islam akal difahami sebagai anugrah yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia keturunan adam, dan dengan akal manusia dapat membedakan, mengenali, mempelajari, bahkan merumuskan sebuah penemuan. Dan dengan akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang merah dan hijau, mana yang cantik dan tampan, mana yang bermanfaat dan yang tidak, dan sebagainya, bukan hanya itu juga dengan akal manusia dapat mengenali segala hal yang ada dalam alam semesta.
Untuk mengetahui itu semua maka diperlukan yang namanya ilmu pengetahuan, melalui proses belajar baik dari orang tua, lingkungan maupun pendidikan, entah itu pendidikan formal, informal bahkan non formal. Dalam agama islam manusia yang memiliki ilmu di tempatkan pada derajat yang lebih tinggi dibandingkan makhluk Allah sebagai mana firman Allah dalam kitab al-Qur’an Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Surat Al Mujadalah:11).  Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa seorang manusia yang memiliki ilmu diberikan beberapa derajat, yang dimaksud dengan derajat adalah tempat yang diberikan kepada umatnya yang berupa keimanan. 
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan umat manusia, tanpa ilmu manusia laksana hewan yang berjalan tanpa arah, dan tujuan yang jelas. Seperti yang telah di uraikan pada awal pembahasan bahwa ilmu pengetahuan di peroleh melalui proses belajar yang di lakukan secara berkesinambungan dan terus menerus. Sebagian orang memahami belajar masih terbatas pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan saja, entah lembaga formal seperti SD-Perguruan tinggi ataupun informal seperti Pondok pesantren, meskipun dewasa ini telah banyak ditemukan beberapa pondok pesantren yang bermetamorfosis menjadi lembaga  pendidikan formal, meskipun ada yang masih memegang teguh nilai tradisional pesantren murni namun intensitasnya sudah mulai berkurang.
Menurut hemat penulis perlu ada pembaharuan pemahaman atau kalau perlu perubahan pemahaman/paradigma ditingkat masyarakat sampai pada pemerintah sekalipun, bahwa belajar tidak hanya terfokus pada lembaga-lembaga formal saja,  namun proses belajar non formal perlu untuk di tumbuh kembangkan di kalangan masyarakat demi menunjang kelemahan, kekurangan dari proses pendidikan formal. Oleh sebab itulah perlunya perhatian dari pemerintah untuk meningkatkan proses belajar non formal tersebut dengan menciptakan beberapa rumah baca/perpustakaan di kalangan masyarakat, terutama pada msyarakat pinggiran kota, dan pedesaan yang terpencil sekalipun. Selain itu perlunya sosialisasi yang intensif untuk menumbuhkan serta menanamkan budaya membaca dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga tidak hanya sibuk mengurusi politik melulu.
Perpustakaan  Jantung Ilmu Pengetahuan
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan tentang pentingnya untuk menumbuhkan budaya membaca pada masyarakat dalam segala lini. Oleh sebab itu perlu adanya media untuk dapat merealisasikan budaya baca, dimana budaya baca menurut hemat penulis masih sebatas wacana semata tanpa ada realisasi nyata, padahal membudayan membaca tidaklah semudah membalikkan telapak tangan apalagi hanya lewat pidato atau media cetak/elektronik semata. Salah satu tindakan nyata yang perlu untuk dilakukan adalah dengan memberdayakan perpustakaan atau rumah baca serta membentuk tim khusus dalam pengelolaanya.
Perpustakaan/rumah baca adalah media yang cukup tepat dan sarana untuk meningkatkan pendidikan di masyarakat, sehingga pendidikan tidak hanya di titik tekankan pada pendidikan formal saja, di mana pendidikan formal yang telah ada tidak ubahnya mencetak batu bata saja, sehingga tergantung pada cetakannya bila kotak maka jadilah kotak bila bulat maka jadilah ia bulat. Itu terbukti dengan begitu banyaknya lembaga pendidikan yang hanya menawarkan cetakan-cetakan tidak satupun lembaga pendidikan yang menawarkan bagaimana menghargai perbedaan karakter, minat serta bakat si manusia yang ingin belajar, hampir setiap tahun pemerintah sibuk untuk menentukan kurikulum apa yang akan di terapkan. Seharusnya pemerintah tanggap dengan kondisi pendidikan selama ini berjalan, sudahkah proses pendidikan yang ada sesui dengan kondisi sosio kultural bangsa yang sebenarnya, sehingga tidak terjebak dengan modernisasi dan arus globalisasi yang kesemuanya berkiblat dunia barat tidak terkecuali pendidikan, padahal  UUD 45’ mengamanatkan pada pemerintah untuk menjamin pendidikan masyarakatnya tanpa terkecuali.
 Namun proses pendidikan yang ada, kini tidaklah sesui lagi dengan apa yang telah di amanatkan, pendidikan kian hari kian mahal, semuanya di ukur dengan uang, apa bila ingin mendapatkan pendidikan yang tinggi masyarakat harus mengeluarkan biaya besar. Meskipun sudah ada program BOS (Biaya Operasional Pemerintah) dengan tujuan untuk menggeratiskan SPP namun pada kenyataannya pungutan-pungutan masih saja berjalan entah berdalih seragam, buku pelajaran, atupun sejenisnya. Meskipun sudah menerapkan sanksi bagi lembaga yang menyalah gunakan dana BOS ataupun melakukan pungutan yang berdalih buku pelajaran dan sebagainya namun hal tersebut masih saja terjadi dan itu riel terjadi dan berkembang seakan pemerintah tidak mau ambil pusing akan gejala tersebut. Oleh sebab itulah perlu adanya terobosan baru dalam rangka mewujudkan amanat UU dalam hal pendidikan.      
Sebagaimana yang telah di sebutkan di dalam pembahasan sebelumnya salah satunya jalan untuk dapat menekan penyelewengan dana BOS serta pungutan liar yang dilakukan oleh oknum pelaku pendidikan adala dengan mengembangkan serta menumbuhkan  menyediakan perpustakaan/rumah baca yang di tempatkan pada setiap sudut masyarakat sehingga dapat menjakaunya dengan mudah, maka tidak perlu lagi membeli buku untuk anaknya, selain itu buku-buku yang ada haruslah dapat menyentuh kebutuhan masyarakat tidak hanya kalangan pelajar saja entah itu pertanian, ilmu pengetahuan sampai pada komik sekalipun. Memang tidak dapat dipungkiri tidaklah mudah untuk mewujudkan itu semua namun itulah yang dibutuhkan dan harus dilakukan oleh pemerintah apabila ingin serius untuk mewujudkan peradaban masyarakat yang bermartabat serta berpendidikan, karena pendidikan yang sebenarnya tidak hanya diwujudkan dengan banyaknya sarjana yang hanya mengandalkan ijasah semata, namun lebih dari pada itu peningkatan mutu pendidikan di masyarakat yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang perguruan tinggi juga perlu diperhatikan dan di realisasikan. Sehingga budaya membaca bukan tidak hanya terbatas pada tataran wacana semata.

Senin, 14 November 2011

hari pahlawan yg tertinggal

"Hari Pahlawan, yang Terlupakan"

Hampir setiap tahun bangsa ini memperingati hari itu, bukan hanya hari itu saja termasuk hari-hari bersejarah lainnya, namun yang menjadi aneh dari peringatan hari-hari bersejarah hanya selesai pada "pengingatan" belaka, tak ubahnya kegiatan ceremonial yang habis dibahas dan diperingati maka habislah sudah, tak ada satu pun yang membekas, kalaupun ada mungkin hanya berumur 1-5 hari setelah itu selamat jalan.

Hari pahlawan yang seharusnya dijadikan momentum untuk menumbuhkan rasa nasionalisme serta bukti cinta tanah air dengan menginspirasi semangat para pahlawan untuk membangun bangsa kedalam bangunan yang utuh menuju kemerdekaan sejati, ternyata peringatan tinggalah peringatan, momentum tersebut hanya dijadikan buah bibir para penikmat bibir yang selalu mengtasnakanan rakyat untuk bangsa yang merdeka, namun bibir hanyalah bibir tak bertulang sehingga dengan merasa tanpa dosa melantangkan akan turunnya angka kemiskinan serta naiknya nilai ekonomi, padahal masih banyak disana para gelandangan,anak-anak jalanan yang terkatung-katung tak jelas akan masa depan mereka. Para pengemis yang terlunta-lunta setiap hari berkejar-kejaran dengan SATPOLPP, merangkak diantara beton-beton yang menjulang tinggi laksana raksasa menerkam mangsa, itulah yang namanya merdeka? jerih payah para pahlawan yang menukar kemerdekaan dengan air mata, harta benda, darah yang tercucur serta jutaan nyawa, melayang. 

Seakan tiada guna semua pengorbanan itu bila harus diisi oleh aparatur negara pengemban amanat institusi masih saja menyibukkan diri dengan saling serang, saling tuding, saling sikut, entah itu lawan atau kawan, tidak ada yang mengaku salah malah berebut benar, undang-undang dibuat hanya sebagai ajang "Pangan", kebijakan yang tak lagi mencerminkan "kebijaksanaan", seringkali undang-undang bertabrakan dengan kebijakan, hukum hanya dijadikan alat pelindung ibarat "Srigala berbulu domba", mungkinkah sang domba akan aman apabila si pegembala memelihara srigala didalamnya???.

Selasa, 25 Oktober 2011

                 Mimpi  Indah Bersama Becak Tua
                                                         
       Terik panas matahari seakan tak menyulutkan semangat hati untuk mondar-mandir mencari pinjaman buku, soalnya mau beli mahal jadi salah satunya jalan ya pinjam, pada siang itu aku sedang janjian sama temen yah janjian buat pinjam buku pastinya, karena waktu sudah cukup siang dan sang surya seakan telah membakar kulit, walaupun sih sudah pakek jaket ternyata masih panas juga, kepala mulai pening, mata pun berkunang-kunang tapi bukan kunang-kunang yang katanya dari kukunya orang mati, tapi berkunang-kunang karena kepanasan.

   Setelah menyeleksi warung mana yang cukup nyaman untuk menikmati segelas es teh dingin, tertujulah aku pada warung pinggir jalan raya yang berada tepat di jantung kota ambulu, disitulah aku menikmati segelas es teh sambil menghisap sebatang rokok TJ, sambil melihat-lihat  pemandangan jalan yang begitu ramai lalu-lalang kendaraan dan orang2 menambah indah suasana kesemrawutan jalan, namun keramaian kota itu tidak menyulutkan semangat si kakek bersama becak tuanya menikmati indahnya berkelana dalam dunia impian, maksudnya melihat kakek itu tidur di atas kursi depan becak tuanya dengan di tutupi sehelai kain yang cukup hanya untuk sekedar lepas dari terik matahari.

     Akhirnya anganku pun ikut melayang membayangkan impian apakah yang sedang di lakoni kakek itu, jangan-jangan dia bermimpi menjelma sebagai seorang raja dengan tempat tidur istimewa di kelilingi oleh wanita-wanita cantik dengan gemerlap harta benda sehingga lupa akan kewajiban dia sebagai pengemban amanat rakyat,, oiya emangnya raja dipilih lewat pemilu tidak to, kok malah ngelantur, lanjut cerita dengan kemewahan tersebut sang kakek akhirnya menikmati impiannya walaupun hanya berada di atas kursi becak tua namun dia bisa tenang tanpa menghiraukan hiruk-pikuk yang ada di sekitarnya.

      Terlepas dari benar atau tidak sang kakek memmipikan itu, bagiku itu tidak menjadi soal yang menjadi soal apakah kehidupan raja itu seperti yang di impikan si kakek yang  timbul dalam bayangan saya? kalaukah benar, apakah gambaran kondisi bangsa sekarang seperti yang ada dalam mimpi si kakek dengan becak tuanya? merujuk dari kabar beberapa media bahwa pemimpin bangsa ini sibuk untuk mengurusi politik bagi-bagi kekuasaan, sehingga nasip seperti tukang becak tidak pernah di pikirkan padahal mereklah yang membawa mereka-mereka (para penguasa) untuk bisa menikmati kemewahaan fasilitas yang di berikan oleh rakyat namun apakah yang di dapatkan oleh rakyat?. Sang kakek pun berkata dalam mimpinya ya tuhan  Izinkan aku menikmati mimpi-mimpi yang telah aku lalui walau hanya sekejap terpejam, sebagaimana kau mengizinkan para penguasa melepas para koruptor agar dapat menghirup udara segar kebebasan,,,,,